Fungsi Hash Terhadap Intergritas Data Bukti Digital


Forensika Digital
Barang bukti digital mempunyai karakteristik yang berbeda dengan barang bukti konvensional. Hal ini dikarenakan barang bukti digital sangat rentan untuk dimanipulasi bahkan dapat dihilangkan. Untuk itu diperlukan sebuah cara untuk menjaga keaslian dan integrasi data bukti digital. Untuk menjaga integritas data yang berasal dari data data digital adalah dengan menggunakan fungsi hash. Fungsi hash adalah sebuah proses yang mengubah variabel suatu data yang berukuran besar menjadi lebih sederhana dan unik menjadi menjadi sebuah nilai sebesar 128 bit.

Nilai hash digunakan untuk memastikan bahwa salinan yang akan diakuisi belum diubah. Nilai hash akan diambil dan dicocokan dengan hard drive asli. Nilai digunakan selama pemeriksaan forensik untuk menjaga integritas dari aslinya.  Jika nilai-nilai yang sama, maka salinan diperlakukan sama seperti aslinya. Jika nilai hash drive asli dengan salinan drive mempunyai nilai yang berbeda, maka integritas salinan akan dipertanyakan.Nilai-nilai hash dapat digunakan untuk otentikasi bukti dan dipresentasekan di pengadilan.

Dalam proses penyelidikan ,fungsi hash mempunyai peran yang sangat penting. Fungsi hash ini digunakan sebagai standar untuk melakukan proses identifikasi dan otentifikasi data digital dalam rangka menjaga integritas data. Saat ini hash yang terkenal dan sering digunakan adalah MD5 dan SHA-1. Dengan menggunakan fungsi hash perubahan pada file 1 bit saja akan mengubah nilai hashnya, sehingga bisa dideteksi apakah suatu data sudah dimanipulasi atau tidak.

SHA-1 dan MD5 dikembangkan atau diturunkan dari MD4 maka keduanya mempunyai kemiripina satu sama lain, baik kekuatan dan karakteristiknya.
  • Keamanan terhadap serangan brute-force. Hal yang paling penting adalah bahwa SHA-1 menghasilkan diggest 32-bit lebih panjang  dari MD5. Dengan brute-force maka SHA-1 lebih kuat dibanding MD5. 
  • Keamanan terhadap kriptanalisis. Kelemahan MD5 ada pada design sehingga lebih mudah dilakukan kriptanalisis dibandingkan SHA-1
  • Kecepatan. Kedua algoritma bekerja pada modulo 232 sehingga keduanya bekerja baik pada arsitektur 32 bit. SHA-1 mempunyai langkah lebih banyak dibandingkan MD5 ( 80  dibanding MD5 64 ) dan harus memproses 160 bit buffer dibanding DM5 128 bit buffer,  sehingga SHA-1 bekerja lebih lambat dibanding MD5 pada perangkat keras yang sama.
  • Simplicity. Kedua algoritma simple untuk dijelaskan dan mudah untuk diiemplementasikan karena tidak membutuhkan program yang besar atau tabel subtitusi yang besar pula.
  • Little-endian Versus Big-endian Arsitektur. Md5 menggunakan skema little-endian, sedangkan sha-1 menggunakan skema big-endian. Keduanya tidak memberikan keuntungan yang signifikan untuk sha-1 maupun md5.

Referensi 



Related Posts:

0 Response to "Fungsi Hash Terhadap Intergritas Data Bukti Digital"

Posting Komentar